Talas, Tanaman Purbakala yang Tetap Lestari
Tuesday, Feb 21st 2017

JAKARTA, JIA XIANG – Tanaman talas (colocasia esculenta) atau suku talas-talasan (araceae) merupakan tanaman yang menghasilkan umbi untuk konsumsi manusia. Hingga kini, diketahui ada empat jenis talas, yakni talas pandan, ketan, banteng, dan talas lahun anak. Talas sudah dibudidayakan sejak zaman purbakala.

Sebagaimana dilansir di sejumlah situs pertanian dan tanaman, talas diduga berasal dari kawasan Asia Tenggara dan Asia Tengah bagian Selatan. Para peneliti memperkirakan talas sudah dibudidayakan manusia sejak zaman purba, bahkan sebelum orang menanam padi.
Sebaran tanaman talas kini sudah sampai ke berbagai belahan dunia seperti India, Cina, Afrika Barat dan Utara, serta Hindia Barat. Bahkan di sejumlah kepulauan di Oseania talas menjadi makanan pokok, selain sukun.

Di Indonesia, selain dinamai talas juga dikenal dengan nama keladi. Sedangkan di sejumlah daerah talas disebut berdasarkan nama lokal di masing-masing daerah. Misalnya warga Batak menamainya talé, kĕladi, sukat, suhat, seuhat, suwat. Di Nias disebut taro, Di Jawa dinamai tales, warga Lampung menyebutnya talos, kĕladi, di Sulawesi Utara dikenal dengan sebutan talé, koladi, kolai, kolei, korei, kore, Warga Maluku menamainya inane, inano, inan, ina wuu, ronan, kětu, etu, hakar, wakal, gwal, bètè, ota, dilago, komo dan masyarakat Papua mengenalnya sebagai nomo, uma, warimu, hèkérè, sèkéré, ifen, dan yéfam.

Umbi talas mengandung banyak karbohidrat, tetapi pada umbi dan batangnya ada getah yang menyebabkan gatal. Jadi talas harus dimasak dahulu sebelum disantap. Tiap jenis talas mengandung getah yang tajamnya berbeda-beda. Di sejumlah wilayah, daun dan tangkai daun yang muda biasa diolah menjadi sayur, seperti sayur lompong dari Jawa Barat. Sedangkan daun talas muda sering dimanfaatkan untuk makanan ikan gurame.

Empat jenis talas yang dikenal di Indonesia adalah talas pandan, yaitu talas yang setelah direbus aromanya menyerupai wangi pandan. Talas ini berwarna agak ungu dan pada pangkal pelepahnya agak merah. Sedangkan talas ketan setelah direbus agak lengket mirip ketan dan warnanya hijau muda. Talas ketan juga dikenal bernama talas Bogor dan merupakan hasil seleksi dari Balai Penelitian Pertanian Bogor.

Kemudian ada juga talas banteng yang umbinya besar tetapi tidak enak untuk disantap. Talas ini tangkainya berwarna ungu. Sementara talas lahun anak adalah talas yang banyak anakannya dan berukuran kecil. Talas yang banyak dijual di pasar-pasar adalah talas pandan dan ketan.[JX/Berbagai sumber/Van]

Back to Daily Tips List

Daily Tips

Jangan Keliru Bedakan Pisang Lampung dan Pisang EmasMonday, Jul 16th 2018

Serupa tapi tak sama, adalah kata yang sepadan untuk menggambarkan pisang Lampung dan pisang emas.

Read more